かんこんそうさい
Merupakan empat perayaan besar yang ada di Jepang. Kankonsousai ini berasal dari empat karakter kanji yakni:
かんdari げんぶく こんdari こんれい
そうdari そうしき さいdari そせんのせいれい
Berikut akan dijelaskan mengenai empat perayaan besar yang ada di Jepang.
— げんぶく
Merupakan masa peralihan untuk menandai usia yang sudah cukup bagi anak laki – laki dikalangan samurai dan kuge ( bangsawan istana ). Upacara guna menandai masa peralihan ini disebut dengan Kankan. Disebut kankan karena, bagi anak laki – laki yang menjalani upacara ini untuk pertama kalinya akan menggunakan hiasan kepala yang disebut dengan Kanmuri. Upacara ini sudah ada sejak zaman Heian namun, pada zaman Meiji sudah jarang dilaksanakan. Anak laki – laki yang mengikuti upacara ini biasanya berusia 15 tahun. Bagi anak perempuan upacara yang dilaksanakan untuk menandai peralihan usia ini disebut dengan Mogi. Upacara ini biasanya dilakukan di depan Kuil Shinto.
Anak – anak di Jepang biasanya menggunakan style rambut belah dua dan sebagian diikat menutupi daun telinga style ini disebut dengan mizura. Namun, pada saat upacara genbuku rambut mereka akan ditata layaknya rambut orang dewasa yaitu rambut akan digelung ke atas yang disebut dengan kanmuri shita no motodori. Pakaian yang digunakan adalah pakaian orang dewasa. Di Jepang bagi orang yang memasangkan Kanmuri bagi anak yang mengikuti upacara dikenal dengan Eboshi-oya.
Seperti yang kita ketahui di Jepang terdapat keluarga Samurai. Bagi keluarga samurai keturunan Tiara serta anak keturunan bangsawan istana biasanya akan dirias dengan riasan wajah yang tebal serta alias mereka akan dicukur habis lalu kemudian akan dilukis lagi di dahi ( disebut dengan hikimayu ) bukan hanya itu saja gigi merekapun akan dihitamkan yang disebut dengan ohaguro. Tata rias bagi anak yang mengikuti upacara gaenbuku berbeda – beda tergantung klannya. Seperti halnya pada klan Minamoto, mereka tidak menggunakan tata rias layaknya klan Tiara. Setelah upacara genbuku ini selesai biasanya anak yang mengikuti upacara ini akan mendapatkan nama kehormatan yang disebut dengan imina. Nama ini diberikan untuk mengganti nama panggilan mereka pada waktu kecil.
Kini di Jepang upacara ini dapat juga dilaksanakan oleh kalangan biasa. Namun satu hal yang berbeda bagi anak yang mengikuti upacara ini akan menggunakan cawat yang disebut dengan fundoshi yang akan dipakaikan oleh heko – oya. Seiring berjalannya waktu pada zaman Edo, anak perempuan juga dapat mengikuti upacara genbuku ini, namun bagi wanita yang berumur 18 – 20 tahun atau wanita yang masih muda namun sudah menikah. Pada upacara ini anak perempuan akan menggunakan kimono dengan style rambut marumage. Tata rias wajahnya lebih tebal dibandingkan anak laki – laki dan gigi tetap dihitamkan. Bagi oaring yang membantu menghitamkan gigi ini disebut dengan kane- oya.
かんdari げんぶく こんdari こんれい
そうdari そうしき さいdari そせんのせいれい
Berikut akan dijelaskan mengenai empat perayaan besar yang ada di Jepang.
— げんぶく
Merupakan masa peralihan untuk menandai usia yang sudah cukup bagi anak laki – laki dikalangan samurai dan kuge ( bangsawan istana ). Upacara guna menandai masa peralihan ini disebut dengan Kankan. Disebut kankan karena, bagi anak laki – laki yang menjalani upacara ini untuk pertama kalinya akan menggunakan hiasan kepala yang disebut dengan Kanmuri. Upacara ini sudah ada sejak zaman Heian namun, pada zaman Meiji sudah jarang dilaksanakan. Anak laki – laki yang mengikuti upacara ini biasanya berusia 15 tahun. Bagi anak perempuan upacara yang dilaksanakan untuk menandai peralihan usia ini disebut dengan Mogi. Upacara ini biasanya dilakukan di depan Kuil Shinto.
Anak – anak di Jepang biasanya menggunakan style rambut belah dua dan sebagian diikat menutupi daun telinga style ini disebut dengan mizura. Namun, pada saat upacara genbuku rambut mereka akan ditata layaknya rambut orang dewasa yaitu rambut akan digelung ke atas yang disebut dengan kanmuri shita no motodori. Pakaian yang digunakan adalah pakaian orang dewasa. Di Jepang bagi orang yang memasangkan Kanmuri bagi anak yang mengikuti upacara dikenal dengan Eboshi-oya.
Seperti yang kita ketahui di Jepang terdapat keluarga Samurai. Bagi keluarga samurai keturunan Tiara serta anak keturunan bangsawan istana biasanya akan dirias dengan riasan wajah yang tebal serta alias mereka akan dicukur habis lalu kemudian akan dilukis lagi di dahi ( disebut dengan hikimayu ) bukan hanya itu saja gigi merekapun akan dihitamkan yang disebut dengan ohaguro. Tata rias bagi anak yang mengikuti upacara gaenbuku berbeda – beda tergantung klannya. Seperti halnya pada klan Minamoto, mereka tidak menggunakan tata rias layaknya klan Tiara. Setelah upacara genbuku ini selesai biasanya anak yang mengikuti upacara ini akan mendapatkan nama kehormatan yang disebut dengan imina. Nama ini diberikan untuk mengganti nama panggilan mereka pada waktu kecil.
Kini di Jepang upacara ini dapat juga dilaksanakan oleh kalangan biasa. Namun satu hal yang berbeda bagi anak yang mengikuti upacara ini akan menggunakan cawat yang disebut dengan fundoshi yang akan dipakaikan oleh heko – oya. Seiring berjalannya waktu pada zaman Edo, anak perempuan juga dapat mengikuti upacara genbuku ini, namun bagi wanita yang berumur 18 – 20 tahun atau wanita yang masih muda namun sudah menikah. Pada upacara ini anak perempuan akan menggunakan kimono dengan style rambut marumage. Tata rias wajahnya lebih tebal dibandingkan anak laki – laki dan gigi tetap dihitamkan. Bagi oaring yang membantu menghitamkan gigi ini disebut dengan kane- oya.