Ganjitsu(元日)
Ganjitsu (元日)merupakan hari pertama tahun baru, sedangkan pagi pertama tahun baru disebut gantan (元旦 ). Ganjitsu merupakan perayaan menyanbu ‘Kami’ atau jiwa baru. Masyarakat Jepang percaya apabila kita menyambut kami maka nasib buruk akan datang pada kita. Perayaan tahun baru ini sama saja dengan di Negara lain namun, perbedaannya tahun baru di Jepang berlangsung dari tanggal 1 hingga 3 Januari. Di Jepang 3 hari pertama tahun baru disebut dengan shōgatsu (正月), biasanya para karyawan akan melakukan cuti bersama namun, masyarakat Jepang selama 3 hari akan melakukan tradisi mengunjungi kuil – kuil Shinto (hatsumōde), mengunjungi kerabat dengan menggunakan kimono, serta menikmati sake. Pada perayaan tahun baru ini ada makanan khas yang dapat dinikmati hingga batas waktu yang lama yang disebut dengan osechi ryouri. Pada malam tahun baru masyarakat Jepang memiliki tradisi untuk makan soba (tashikoshi soba). Lalu menjelang pergantian tahun genta yang terdapat di kuil akan dipukul tradisi ini disebut dengan joya no kane, genta akan dipukul sebanyak 108 kali hal ini dilakukan untuk menghalau 108 jenis nafsu jahat yang dapat meengganggu kehidupan kita. Osechi terdiri dari Sup zōni dari kuah dashi yang berisi mochi dan sayuran. Osechi ini biasanya sudah dimasak beberapaa hari sebelum perayaan tahun baru ini tiba, osechi diatur di dalam kotak yang bersusun yang terbuat dari kayu yang disebut dengan jūbako. Osechi dapat dipesan di swalayan – swalayan. Lauk yang terdapat di osechi biasanya lauk yang manis dan asin. Pada perayaan tahun baru ini ibu rumah tangga akan libur memasak sehingga osechi sangat membantu mengurangi kesibukan ibu. Ikan yang dimasak untuk osechi berbeda – beda menurut daerahnya. Di Jepang bagian timur digunakan ikan salem sedangkan di Jepang bagian barat digunakan ikan sunglir (buri). Beberapa daerah juga memiliki masakan khas yang tidak bisa dinikmati di tempat lain. Daerah Kansai memiliki masakan khas berupa ikan cod kering (bōdara) yang dimasak dengan gula pasir dan shōyu. Selain itu dalam rangka menyambuttahun baru di Jepang terdapat tradisi menumbuk mochi ( mochitsuki ). Ketan akan dimasukkan ke dalam lesung yang akan ditumbuk dengan alu. Menumbuk mochi ini dilakukan oleh dua orang yang mana satu orang bertugas untuk menumbuk, dan yang satu bertugas membolak – balikan ketan dengan tangan yang sudah dibasahi. Mochi ini dapat digunakan sebagai pengganti nasi, sealin itu dapat digunakan sebagai hiasan tahun baru yang disebut kagami mochi.
Pada perayaan tahun baru layaknya perayaan tahun baru di setiap negara, di Jepang juga terdapat tradisi saling berkiriman kartu pos nengajō, yang akan tiba tepat pada tanggal 1 Januari. Namun, sebagai penghormatan terhadap orang yang meninggal, anggota keluarga yang baru ditinggalkan tidak merayakan tahun baru dan tidak mengirim kartu pos tahun baru. Sebagai gantinya, anggota keluarga yang baru ditimpa musibah mengirim kartu pos berisi pemberitahuan tidak bisa mengirim kartu pos ucapan tahun baru. Kartu ucapan tahun baru ini setiap tahun pasti memiliki design yang berbeda – beda dari tahun lalu. Selain berkirim kartu ucapan di Jepang setiap paerayaan tahun baru identik dengan pemberian angpao ( otoshidama ). Sejumlah uang akan dimasukkan ke dalam amplop kecil bernama pochibukuro (otoshidama-bukuro) yang berhiaskan aneka gambar kesukaan anak-anak. Pada perayaan tahun baru tiap rumah di Jepang akan memajang hiasan athun baru yang disebut dengan kadomatsu. Kadomatsu adalah rangkaian cabang pohon pinus yang digunakan untuk menghiasi gerbang rumah selama perayaan tahun baru, Rangkaian tersebut juga terdiri dari cabang bambu dan cabang pohon plum. Pohon pinus, bambu, dan plum dianggap sebagai symbol dari keberuntungan yang disebut sho-chiku-bai. Pohon pinus Yang Selalu hijau dianggap sebagai simbol Hidup Yang Panjang. Pohon bambu yang tumbuh meruncing ke atas menyimbulkan suatu kekuatan dan kesabaran. Pohon plum bisa berkembang walaupun pada cuaca yang dingin. Pohon ini digunakan untuk kadomatsu yang melambangkan hidup yang panjang dan kemakmuran. Orang-orang mulai untuk menghiasai rumahnya dengan kadomatsu sekitar tanggal 28 Desember setelah itu hiasan akan diambil tanggal 7 Januari. Waktu penyimpanan kembali tergantung pada daerah masing-masing. Biasanya kadomatsu dipasang secara simetris di bagian depan rumah dengan bendera Jepang. Beberapa tahun belakangan ini banyak keluarga yang tidak lagi menghiasi rumahnya dengan kadomatsu pada perayaan tahun baru. Bagi sebagian orang, tahun baru belum berakhir sampai tanggal 20 Januari yang disebut hatsuka shōgatsu 二十日正月yaitu tahun baru tanggal 20, saat semua hiasan tahun baru sudah harus disimpan. Di daerah Kansai, Hatsuka shōgatsu dikenal sebagai honeshōgatsu 骨正月yaitu tahun baru tulang karena biasanya pada hari tersebut, ikan masakan tahun baru sudah habis dimakan sampai ke tulang-tulangnya.
Pada perayaan tahun baru layaknya perayaan tahun baru di setiap negara, di Jepang juga terdapat tradisi saling berkiriman kartu pos nengajō, yang akan tiba tepat pada tanggal 1 Januari. Namun, sebagai penghormatan terhadap orang yang meninggal, anggota keluarga yang baru ditinggalkan tidak merayakan tahun baru dan tidak mengirim kartu pos tahun baru. Sebagai gantinya, anggota keluarga yang baru ditimpa musibah mengirim kartu pos berisi pemberitahuan tidak bisa mengirim kartu pos ucapan tahun baru. Kartu ucapan tahun baru ini setiap tahun pasti memiliki design yang berbeda – beda dari tahun lalu. Selain berkirim kartu ucapan di Jepang setiap paerayaan tahun baru identik dengan pemberian angpao ( otoshidama ). Sejumlah uang akan dimasukkan ke dalam amplop kecil bernama pochibukuro (otoshidama-bukuro) yang berhiaskan aneka gambar kesukaan anak-anak. Pada perayaan tahun baru tiap rumah di Jepang akan memajang hiasan athun baru yang disebut dengan kadomatsu. Kadomatsu adalah rangkaian cabang pohon pinus yang digunakan untuk menghiasi gerbang rumah selama perayaan tahun baru, Rangkaian tersebut juga terdiri dari cabang bambu dan cabang pohon plum. Pohon pinus, bambu, dan plum dianggap sebagai symbol dari keberuntungan yang disebut sho-chiku-bai. Pohon pinus Yang Selalu hijau dianggap sebagai simbol Hidup Yang Panjang. Pohon bambu yang tumbuh meruncing ke atas menyimbulkan suatu kekuatan dan kesabaran. Pohon plum bisa berkembang walaupun pada cuaca yang dingin. Pohon ini digunakan untuk kadomatsu yang melambangkan hidup yang panjang dan kemakmuran. Orang-orang mulai untuk menghiasai rumahnya dengan kadomatsu sekitar tanggal 28 Desember setelah itu hiasan akan diambil tanggal 7 Januari. Waktu penyimpanan kembali tergantung pada daerah masing-masing. Biasanya kadomatsu dipasang secara simetris di bagian depan rumah dengan bendera Jepang. Beberapa tahun belakangan ini banyak keluarga yang tidak lagi menghiasi rumahnya dengan kadomatsu pada perayaan tahun baru. Bagi sebagian orang, tahun baru belum berakhir sampai tanggal 20 Januari yang disebut hatsuka shōgatsu 二十日正月yaitu tahun baru tanggal 20, saat semua hiasan tahun baru sudah harus disimpan. Di daerah Kansai, Hatsuka shōgatsu dikenal sebagai honeshōgatsu 骨正月yaitu tahun baru tulang karena biasanya pada hari tersebut, ikan masakan tahun baru sudah habis dimakan sampai ke tulang-tulangnya.