ダルマ
Daruma adalah boneka dengan bentuk yang menarik, yang dipercaya membawa keberuntungan serta merupakan lambang harapan yang belum tercapai. Boneka ini tidak bertangan serta tidak berkaki, boneka ini bermuka bulat, berbadan bulat dan berpakaian merah. Boneka daruma ini memiliki pemberat dibawahnya guna menjaga keseimbangan agar boneka ini tidak terjatuh. Jadi keseluruhannya berwarna merah. Boneka Daruma ini biasanya dijual dengan kedua belah mata yang belum digambar. Orang yang ingin harapan atau cita-citanya terkabul menggambar salah satu sisi dari kedua matanya dengan kuas dan tinta. Bila harapan orang tersebut sudah tercapai, daruma akan menerima mata yang satunya lagi. Di Tokyo terdapat sebuah pasar terkenal yang menjual Daruma yaitu Fudoin di kota Kawasaki dan Jindaiji di Kota Chofu. Produsen Daruma terbesar ada di kota Takasaki, Prefektur Gunma.
Daruma berasal dari nama salah seorang biksu yang mendirikan Zenshuu yitu salah satu aliran Agama Buddha. Beliau dikatakan bertolak dari India dengan kapal selama 3 tahun dan tiba di China. Beliau bermeditasi selama 9 tahun menghadap kuil Shourijin hingga beliau mencapai nirwana. Selama 9 tahun itu, beliau sama sekali tidak bergerak, kaki beliau dilipat dibawah tubuhnya sehingga selama jangka waktu sembilan tahun itu kaki dan tangannya mengalami athropia ( kaku ). Tetapi, sebelum tungkai dan lengannya terlepas, Bodhidharma memahami sedikit suatu metode dalam mengatasi tubuhnya yang lelah tersebut. Segera, dia memotong kelopak matanya, ia melempar kedua kelopak ke tanah, dimana kelopak matanya tersebut konon menjadi sebuah pohon teh. Tidak salah apabila kita meminum teh, kita akan terjaga di malam harinya, seperti Bodhidharma yang terus terjaga selama sembilan tahun. Oleh karena itu, aliran Zenshuu sering disebut dengan Darumashuu. Cerita ini sangat berkembang pesat dari China hingga ke Jepang. Oleh karena itu model boneka daruma ini sering disebut model Boddhidharma.
Asal-usul boneka Daruma adalah boneka tradisional Jepang yang disebut Okiagari koboshi. Boneka Okiagari-koboshi memiliki bagian dasar yang bundar dan berat sehingga boneka ini kembali bisa berdiri tegak dengan bantuan beratnya sendiri setelah dimiringkan ke salah satu sisinya. Muka boneka Okiagari-koboshi digambar seperti wajah Bodhidharma karena Daruma yang selalu bisa berdiri tegak sesuai dengan cerita ketegaran Bodhidharma yang bermeditasi selama 9 tahun menghadap tembok di vihara Shaolin.
Kalau dilihat sekilas semua boneka daruma ini sama, namun apabila kita lebih teliti masing – masing muka boneka daruma ini sebenarnya berbeda. Hal ini tergantung pada orang yang membuatnya. Pada zaman Edo saat penyakit cacar mewabah, daruma yang tidak bermata dijual. Daruma dipercaya melindungi orang supaya cacar tidak kena mata. Harapan itu akhirnya terkabul, lalu mata daruma ini pun dilukis. Sehingga sampai saat ini daruma biasanya dijual tanpa mata.
Teknis Pembuatan Daruma
Daruma ini dibuat menggunakan teknik Hariko. Teknik yang sama juga digunakan untuk membuat maneki neko atau berbagai macam bentuk patung yang lain. Patung yang dijadikan pola ditempel dengan lapisan kertas hingga menjadi bentuk yang diinginkan. Setelah lem kering, kertas yang melapisi patung dibelah dan patung yang menjadi pola dikeluarkan. Belahan bagian depan dan bagian belakang disatukan kembali dengan tempelan lapisan kertas. Boneka daruma biasanya dicat dengan warna merah menyala sesuai dengan warna pakaian Bodhidharma. Selain itu, warna merah dianggap memiliki kekuatan menolak bala.
Permainan Daruma
Ada dua jenis permainan yang berkaitan dengan boneka Daruma ini yaitu:
Daruma otoshi
Potongan kepala daruma berada di bagian atas dari beberapa potongan kayu yang disusun bertingkat. Pemain secara bergiliran mengeluarkan susunan potongan kayu dengan memakai palu dari kayu, tapi bagian kepala daruma tidak boleh jatuh.
Darumasan ga koronda
Permainan yang dimainkan sekelompok pemain dengan seorang pemain yang berjaga. Pemain yang berada di lapangan hanya boleh bergerak ketika pemain yang berjaga mengucapkan "Daruma-san ga koronda" sambil menutup muka menghadap tembok atau pohon agar tidak bisa melihat para pemain lain yang sedang bergerak mendekatinya. Kunci dari permainan ini adalah perubahan irama serta cepat atau lambatnya dalam mengucapkan kalimat ajaib Daruma-san ga koronda.
Daruma berasal dari nama salah seorang biksu yang mendirikan Zenshuu yitu salah satu aliran Agama Buddha. Beliau dikatakan bertolak dari India dengan kapal selama 3 tahun dan tiba di China. Beliau bermeditasi selama 9 tahun menghadap kuil Shourijin hingga beliau mencapai nirwana. Selama 9 tahun itu, beliau sama sekali tidak bergerak, kaki beliau dilipat dibawah tubuhnya sehingga selama jangka waktu sembilan tahun itu kaki dan tangannya mengalami athropia ( kaku ). Tetapi, sebelum tungkai dan lengannya terlepas, Bodhidharma memahami sedikit suatu metode dalam mengatasi tubuhnya yang lelah tersebut. Segera, dia memotong kelopak matanya, ia melempar kedua kelopak ke tanah, dimana kelopak matanya tersebut konon menjadi sebuah pohon teh. Tidak salah apabila kita meminum teh, kita akan terjaga di malam harinya, seperti Bodhidharma yang terus terjaga selama sembilan tahun. Oleh karena itu, aliran Zenshuu sering disebut dengan Darumashuu. Cerita ini sangat berkembang pesat dari China hingga ke Jepang. Oleh karena itu model boneka daruma ini sering disebut model Boddhidharma.
Asal-usul boneka Daruma adalah boneka tradisional Jepang yang disebut Okiagari koboshi. Boneka Okiagari-koboshi memiliki bagian dasar yang bundar dan berat sehingga boneka ini kembali bisa berdiri tegak dengan bantuan beratnya sendiri setelah dimiringkan ke salah satu sisinya. Muka boneka Okiagari-koboshi digambar seperti wajah Bodhidharma karena Daruma yang selalu bisa berdiri tegak sesuai dengan cerita ketegaran Bodhidharma yang bermeditasi selama 9 tahun menghadap tembok di vihara Shaolin.
Kalau dilihat sekilas semua boneka daruma ini sama, namun apabila kita lebih teliti masing – masing muka boneka daruma ini sebenarnya berbeda. Hal ini tergantung pada orang yang membuatnya. Pada zaman Edo saat penyakit cacar mewabah, daruma yang tidak bermata dijual. Daruma dipercaya melindungi orang supaya cacar tidak kena mata. Harapan itu akhirnya terkabul, lalu mata daruma ini pun dilukis. Sehingga sampai saat ini daruma biasanya dijual tanpa mata.
Teknis Pembuatan Daruma
Daruma ini dibuat menggunakan teknik Hariko. Teknik yang sama juga digunakan untuk membuat maneki neko atau berbagai macam bentuk patung yang lain. Patung yang dijadikan pola ditempel dengan lapisan kertas hingga menjadi bentuk yang diinginkan. Setelah lem kering, kertas yang melapisi patung dibelah dan patung yang menjadi pola dikeluarkan. Belahan bagian depan dan bagian belakang disatukan kembali dengan tempelan lapisan kertas. Boneka daruma biasanya dicat dengan warna merah menyala sesuai dengan warna pakaian Bodhidharma. Selain itu, warna merah dianggap memiliki kekuatan menolak bala.
Permainan Daruma
Ada dua jenis permainan yang berkaitan dengan boneka Daruma ini yaitu:
Daruma otoshi
Potongan kepala daruma berada di bagian atas dari beberapa potongan kayu yang disusun bertingkat. Pemain secara bergiliran mengeluarkan susunan potongan kayu dengan memakai palu dari kayu, tapi bagian kepala daruma tidak boleh jatuh.
Darumasan ga koronda
Permainan yang dimainkan sekelompok pemain dengan seorang pemain yang berjaga. Pemain yang berada di lapangan hanya boleh bergerak ketika pemain yang berjaga mengucapkan "Daruma-san ga koronda" sambil menutup muka menghadap tembok atau pohon agar tidak bisa melihat para pemain lain yang sedang bergerak mendekatinya. Kunci dari permainan ini adalah perubahan irama serta cepat atau lambatnya dalam mengucapkan kalimat ajaib Daruma-san ga koronda.